Adverse pregnancy outcome (APO) adalah kondisi patologis kehamilan yang berperan dalam morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal, antara lain preeklamsia (PE)/ eklamsia, keguguran berulang, kematian janin dalam kandungan, dan pertumbuhan janin terhambat (PJT). Penelitian ini bertujuan mengetahui peran resistensi arteri uterina, kadar Annexin-V, sTNF-R2, dan sFlt-1 pada serum wanita hamil trimester II sebagai prediktor PE dan PJT.
Penelitian ini dilakukan menggunakan desain potong lintang, kohort dan nested case control di RS.Fatmawati dan Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Subjek penelitian adalah ibu hamil 22–24 minggu yang datang ke poliklinik antenatal care. Dilakukan pemeriksaan doppler velosimetri arteri uterina. Bila tinggi/takik dikategorikansebagai kasus dan bila normal sebagai kontrol. Pada seluruh subjek penelitian dilakukanpemeriksaan Annexin-V, sTNF-R2 dan sFlt-1. Seluruh subjek diikuti secara prospektif sampai dengan timbul gejala PE atau PJT. Dari 96 subjek, 47 kasus dan 49 kontrol, lima subjek (5,2%) dengan manifestasi APO, terdiri dari 3 subjek mengalami Preeklamsia (PE) dan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), 2 subjek hanya mengalami Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT). Seluruhnya terjadi pada kelompok kasus (10,6%), dengan risiko relatif kejadian APO 11,46 (95% IK: 0,65–201,66).
Nilai titik potong kadar Annexin-V serum pada APO ≤ 0,84 ng/mL dengan nilai sensitivitas 80% dan spesifisitas 61,50%. Nilai titik potong kadar sTNF-R2 serum pada APO ≤ 236,93 ng/mL dengan nilai sensitivitas 60,00% dan spesifisitas 53,80%. Titik potong kadar sFlt-1 serum pada APO ≥ 1331,66 pg/mL dengan nilai sensitivitas 40,00% dan spesifisitas 75,80 %.
Di buat model prediksi, menggunakan variabel paritas, usia maternal dan kadar annexin-V < 0,84 ng/mL. Resistensi arteri uterina yang tinggi di usia kehamilan 22–24 minggu meningkatkan peluang terjadinya APO 11,46 kali.
Kata kunci: Adverse pregnancy outcome, Annexin-V, Model Prediksi Preeklamsia, Pertumbuhan Janin Terhambat
RSAB Harapan Kita, Jakarta