preloader
BAGAIMANA MENGELOLA DAN MENGATASI KECEMASAN YANG DIRASAKAN?

BAGAIMANA MENGELOLA DAN MENGATASI KECEMASAN YANG DIRASAKAN?

rsabhk.co.id, 30 Agustus 2023, 10:00 WIB.

Apa itu Kecemasan? Kecemasan menurut beberapa ahli

  • Suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri adanya efek pada fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan dan kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi (Nevid Jeffrey S, Rathus Spencer A, & Greene Beverly, 2005: 163).
  • Suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Sutardjo Wiramihardja, 2005 : 66).
  • Suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis (Kholil Lur Rochman, 2010 : 104).

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat ahli diatas bahwa kecemasan adalah

“Rasa khawatir pada suatu situasi yang seringkali dipersepsi mengancam dan menimbulkan efek fisik maupun psikis karena adanya ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi dan kekhawatiran ini muncul secara persisten atau dalam jangka waktu yang panjang.”

Hal yang Mempengaruhi Orang Mudah Mengalami Gangguan Kecemasan

Hal yang bisa menyebabkan orang mengalami gangguan kecemasan diantaranya :

  1. Kejadian dalam Hidup yang Stressful
    Setiap orang pada dasarnya mengalami stres dalam hidupnya namun stres yang tidak terselesaikan dapat menyebabkan gangguan kecemasan. Kejadian dalam hidup kita dapat meningkatkan stress dan kecemasan seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian, kecelakaan, tekanan finansial, dsb.
  2. Tipe Kepribadian
    Dari penelitian, didapatkan bahwa tipe kepribadian yang seringkali senang mengkritik diri, kesulitan menerima kritik dari orang lain, seringkali berpikir negatif memiliki kecenderungan mengalami gangguan kecemasan.
  3. Trauma
    Kejadian masa lalu yang traumatis seperti pengalaman mendapatkan kekerasan, mengikuti perang, dapat meningkatkan gangguan kecemasan.
  4. Masalah Medis
    Masalah medis seringkali menjadi sumber stres yang akhirnya menimbulkan kecemasan seperti didiagnosa dengan penyakit kronis (kanker, diabetes melitus, gagal ginjal, dsb).
  5. Genetik
    Dari penelitian yang pernah dilakukan, cukup terbukti jika salah satu keluarga memiliki gangguan kecemasan maka kondisi ini akan kemungkinan diwariskan.

Gejala yang Umum Muncul Saat Mengalami Kecemasan

Beberapa gejala baik secara psikologis maupun secara fisik yang sering muncul saat mengalami kecemasan (Munir, et al. 2019), diantaranya :

  1. Gejala Psikologis yang seringkali muncul :
    – Kesulitan konsentrasi
    – Mudah Marah
    – Merasa tidak berdaya
    – Seringkali merasa tidak bisa berpikir
    – Seringkali menghindari berada di situasi tertentu
  2. Gejala Fisik yang seringkali muncul :
    – Pusing
    – Kesulitan bernafas
    – Kesulitan Tidur
    – Tremor
    – Sakit perut berkepanjangan

Bagaimana Membedakan Cemas yang Wajar dan Sudah Berlebihan?

Khawatir atau cemas sebenarnya adalah hal yang normal atau wajar. Hal tersebut pada dasarnya dapat meningkatkan motivasi untuk sekolah atau bekerja. Namun jika rasa cemas tersebut tidak juga hilang, terus menerus terjadi untuk jangka waktu yang lama dan sudah menganggu konsentrasi saat di sekolah maupun tempat kerja, saat bersosialisasi maupun membuat kehidupan kita menjadi tidak nyaman maka kecemasan tersebut sudah mengarah ke tidak wajar atau sudah mengarah ke gangguan kecemasan.

top-view-wooden-pieces-paper-brain.jpg

Bagaimana Mengelola dan Mengatasi Kecemasan

  1. Mulailah dengan menciptakan “Growth Mindset” atau pikiran yang terbuka
    Seringkali kita memiliki fixed mindset atau pikiran yang tertutup, dimana kita seringkali berpikir “inilah saya, saya selalu cemas ketika berada di tempat umum sehingga saya tidak berani berpendapat”. Dengan fixed mindset, kita seringkali berpikir bahwa kita tidak bisa berubah.
  2. Sadari bagaimana kecemasan mempengaruhi ke tubuh dan kemudian coba lakukan teknik bernafas yang menenangkan.
    Seringkali ketika cemas kita merasa tangan berkeringat, tangan bergetar, dsb. Ini sebenarnya adalah respon tubuh terhadap stres. Kita tidak perlu memaksakan perasaan cemas ini hilang, namun tidak juga harus fokus dengan kondisi ini. Cobalah untuk bernafas pelan beberapa kali berulang. Tarik nafas dan buang nafas secara perlahan, dengan menghitung satu sampai lima sambil menarik dan mengeluarkan nafas. Hal ini untuk membantu kita agar lebih tenang sehingga dapat berpikir secara lebih baik.
  3. Berbicara dengan diri untuk mengatasinya
    Ketika merasa cemas, seringkali kita berkata kepada diri sendiri

    “aku tidak bisa”
    “apa yang terjadi kalau aku mengacaukan”, dsb.

    Dibandingkan berkata seperti itu, cobalah berkata pada diri hal yang bisa membuat kita memiliki keberanian untuk menghadapi hal yang mencemaskan tersebut

    “oke..saya cemas, namun saya bisa melakukannya”

  4. Hadapi situasinya
    Menghadapi situasi yang mencemaskan membuat kita belajar menghadapi kecemasanya dan membuktikan bahwa kecemasan yang kita rasakan mungkin terjadi mungkin tidak.
  5. Konsultasi ke Psikolog atau Psikiater
    Jika anda sudah mencoba melakukan hal tersebut dan rasa cemas tetap masih ada dan mengganggu kehidupan segera berkonsultasi kepada psikolog atau psikiater

Narasumber : Ade Dian Komala, M.Psi, Psikolog

Jadwal Praktik Ade Dian Komala, M.Psi, Psikolog
Setiap Senin, Selasa, Rabu, Jumat
Pukul 07.30 – 12.30 WIB
(mohon melakukan perjanjian terlebih dahulu melalui nomor 0896-5244-5552 /chat only)

Artikel ini disiarkan oleh Instalasi Pemasaran dan Pengembangan Bisnis – PKRS RSAB Harapan Kita.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi 021-5668284 ext.3206.

Sumber :
Jeffrey S. Nevid, Spencer A. Rathus, Beverly Greene. (2005). Psikologi Abnormal, Edisi kelima (judul asli : Abnormal Psychology in a Changing World, Fifth Edition), Terj. Tim Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta : Erlangga
Kholil, Lur Rochman. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto : Fajar Media Press
Munir, S., Gondal, A.Z., & Takov, V., (2019). Generalized anxiety disorder.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441870
Santrock, J.W. (2003). Adolescent – Perkembangan Remaja . Jakarta : Erlangga
Sutardjo, Wiramihardja. (2005). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung : Refika Aditama
https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/anxiety-disorders/anxiety-and-stress-in-teens diakses tgl 21 Agustus 2023
https://kidshealth.org/en/teens/anxiety-tips.html diakses tgl 21 Agustus 2023
http://www.helpguide.org/mental/anxiety_types_symptoms_treatment.htm diakses tgl 22 Agustus 2023
https://www.healthline.com/health/anxiety-causes#causes diakses tgl 22 Agustus 2023

Terwujudnya pelayanan kesehatan Ibu dan Anak yang aman dan berkualitas dengan pelayanan unggulan Birth Defect Integrated Center (BIDIC), Perinatal Terpadu dan Rujukan, dan Teknologi Reproduksi Berbantu melalui kerjasama tim, jejaring, dan sistem rujukan serta terselenggaranya pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang terintegrasi dengan aktivitas pelayanan