Rsabhk.co.id, Jakarta. Gigi berlubang termasuk keluhan umum pada anak-anak dan sebaiknya tidak boleh disepelekan karena bisa menyebabkan gigi nyeri atau gigi copot, namun juga bahaya kesehatan lainnya.
Penyebab atau faktor gigi berlubang pada anak itu sangat banyak, antara lain bakteri dalam plak. Ketika anak tidak atau jarang menyikat gigi atau menyikat gigi dengan asal atau cepat biasanya akan terjadi penumpukan plak di dalam rongga mulut dan plak tersebut terdapat bakteri. Bakteri yang ada didalam plak akan mengubah gula atau karbohidrat yang anak konsumsi menjadi asam, lambat laun asam akan melarutkan mineral pada gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Selanjutnya, pemberian makanan dan minuman manis, pemberian atau kebiasaan minum susu pakai botol pada usia bayi hingga tertidur, kualitas gigi serta adanya kelaianan struktur gigi pada anak.
Fluoride termasuk salah satu mineral yang dibutuhkan untuk mencegah gigi berlubang, maka dari itu gigi sangat penting di sikat dengan pasta gigi yang mengandung fluoride. Fluoride adalah mineral yang terjadi secara alami, membantu mencegah gigi berlubang pada anak-anak dan orang dewasa dengan membuat permukaan luar gigi (enamel) lebih kuat terhadap serangan asam yang menyebabkan kerusakan gigi.
drg. Meltharyna, Sp.KGA dalam siaran live dengan radio kesehatan, Kamis (9/09/2021) menjelaskan orang tua harus sadar pentingnya kesehatan gigi susu bagi pertumbuhan anak secara keseluruhan dan pentingnya gigi susu untuk kesehatan gigi tetap kemudian. Oleh sebab itu, mulailah kebiasaan baik untuk membersihkan rongga mulut, makan makanan sehat, tidak memperkenalkan atau mengkontrol makanan atau minuman manis sejak dini, serta membiasakan sikat gigi bersama keluarga.
Secara umum tanda gigi berlubang pada setiap anak akan berbeda, tergantung pada lokasi dan seberapa besar lubang yang terbentuk. Biasanya tanda paling awal kerusakan gigi adalah adanya bintik putih pada satu atau beberapa gigi. Kemunculan bintik putih pada gigi menandakan bahwa enamel gigi mulai rusak. Bintik putih lambat laun akan berubah warna menjadi bintik kecoklatan yang disertai dengan kemunculan lubang. Semakin dalam lubang, maka warnanya juga semakin gelap. Apabila lubang yang terbentuk sudah berukuran besar, biasanya gigi anak menjadi sensitif dan akan menimbulkan gejala sakit gigi, nyeri gigi secara spontan serta nyeri gigi tajam saat anak makan atau minum sesuatu yang manis, panas atau dingin.
Penanganan yang tepat untuk gigi anak yang berlubang yaitu dengan cara penambalan, namun perawatannya tidak terbatas hanya pada penambalan, bisa dilihat dahulu dari kondisi gigi dan seberapa besar kerusakan. Apabila gigi sudah berlubang, mengenai saraf, ada keluhan sakit dan pernah bengkak, maka dapat dilakukan perawatan saluran akar, biasanya perawatan saluran akar bisa dilakukan 1 sampai dengan 3 kali kunjungan. Namun, ketika infeksi sudah cukup meluas dan bisa membahayakan benih gigi tetap serta kerusakannya tidak bisa dilakukan dengan cara penambalan dan restorasi yang lain, maka pilihan terakhir dapat dilakukan pencabutan gigi.
Orang tua dapat mengenalkan pasta gigi pada saat gigi anak mulai tumbuh. Pada anak usia dibawah 3 tahun, biasanya anak belum bisa berkumur. Orang tua bisa membantu anak menggunakan pasta gigi selapis tipis, kemudian setelah di sikat giginya, dibersihkan dengan kasa yang dibasahi dengan air matang, lalu anak bisa kumur-kumur atau minum dengan air matang tersebut. Dan pada anak usia diatas 3 tahun, orang tua bisa mengajarkan anak untuk berkumur dan mengeluarkan air kumuran setelah menyikat gigi.
Narasumber: drg. Meltharyna, Sp.KGA – RSAB Harapan Kita
**
Berita ini disiarkan oleh Kelompok Substansi Hukum, Organisasi dan Humas RSAB Harapan Kita. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Contact Center melalui nomor hotline 021-3973-1255, SMS 0819-0417-4444, faksimili (021) 567-3832, dan alamat email info[at]rsabhk[dot]co[dot]id