Rsabhk.co.id, Jakarta. Idealnya bayi mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, namun ada kalanya pemberian ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi. Jika hal ini dibiarkan maka kondisi ini akan menyebabkan weight faltering dan akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak kedepannya.
Weight Faltering adalah kenaikan berat badan yang tidak cukup, artinya dibawah rata-rata dari kenaikan berat badan minimal setiap bulannya. Kenaikan berat badan minimal anak setiap bulannya berbeda-beda.
Penyebab weight faltering intinya ada 2 yaitu inputnya yang kurang atau outputnya yang meningkat. Input yang kurang tentu diasumsikan dengan asupan, misalkan bayi yang masih ASI eksklusif maka kita harus memastikan ASI atau kualitas ASI nya yang kurang. Output yang meningkat biasanya pada anak-anak dengan infeksi tertentu atau dengan kelainan bawaan.
Gangguan weight faltering biasanya terjadi pada usia anak 3-4 bulan, karena diusia tersebut termasuk usia krusial dimana kenaikan berat badan menjadi tidak baik khususnya pada bayi dengan ASI ekslusif maupun non eksklusif.
Sebagai orang tua kita harus waspada dengan kejadian weight faltering pada anak khususnya pada usia kurang dari 1 tahun agar selalu memonitor secara berkala artinya setiap bulan harus menimbang berat badan, mengukur panjang badan dan lingkar kepala, kemudian mengevaluasi hasil monitor setiap bulannya. Pertumbuhan dapat diketahui melalui grafik KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk mengukur dan menimbang pertumbuhan bayi berdasarkan jenis kelamin, umur, lingkar badan, kepala dan sebagainya.
dr. Novitria Dwinanda, Sp.A(K) dalam siaran live dengan radio kesehatan, Kamis (5/08/2021) menjelaskan pada anak-anak dengan kelainan bawaan mempunyai 2 permasalahan yaitu dari input dan output nya. Input anak dengan penyakit jantung bawaan menjadi berkurang, karena daya hisap terhadap ASI pada waktu menyusui tidak sekuat anak yang tidak memiliki kelainan jantung sehingga otomatis asupannya menjadi tidak sesuai. Selain itu outputnya juga akan meningkat, karena anak dengan kelainan bawaan biasanya mempunyai metabolisme yang berbeda. Oleh karena itu, apabila kita memiliki anak dengan kelainan bawaan maka penting sekali memonitor, karena anak dengan kelainan bawaan mempunyai 2 titik dimana kemungkinan untuk menjadi weight faltering lebih besar daripada anak dengan tidak mempunyai kelainan bawaan.
Weight faltering adalah pintu masuk dari semua kelainan pertumbuhan artinya apabila kita tidak bisa mendeteksi kenaikan berat badan anak, maka kita tidak bisa melakukan interfensi dengan benar. Apabila kondisi ini berlanjut terus menerus dan tidak ditangani maka bisa berdampak pada kekurangan gizi (gizi buruk), stunting, mikrosefali (pertumbuhan otak yang tidak normal dikarenakan kekurangan nutrisi). Kondisi ini berbahaya karena setelah usia 2 tahun, otak tidak bisa dikoreksi atau diperbaiki. Oleh karena itu, seorang Ibu harus memiliki asupan yang baik yaitu makan dengan nutrisi/gizi seimbang seperti memenuhi cairan dan protein yang cukup, agar ibu menjadi sehat dan anak dapat tumbuh kembang dengan baik.
Narasumber: dr. Novitria Dwinanda, Sp.A(K) – RSAB Harapan Kita
**
Berita ini disiarkan oleh Bagian Hukum, Organisasi dan Humas RSAB Harapan Kita. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Contact Center melalui nomor hotline 021-3973-1255, SMS 0819-0417-4444, faksimili (021) 567-3832, dan alamat email info[at]rsabhk[dot]co[dot]id