Rsabhk.co.id, Jakarta. Radang usus buntu merupakan kondisi yang membutuhkan perhatian dan tindakan medis dengan segera. Usus buntu yang terjadi pada anak, apabila tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini bisa memicu berbagai komplikasi.
Usus buntu pada anak sebenarnya tidak berbeda dengan orang dewasa. Usus buntu atau dalam bahasa medis dikenal dengan apendisitis adalah kondisi ketika apendiks atau sebuah kantung yang merupakan bagian dari usus besar yang terletak di sisi kanan bawah perut mengalami peradangan. Setiap hari usus buntu itu menghasilkan cairan dan cairan tersebut akan masuk ke usus besar. Selama rongganya terbuka, maka cairan itu akan masuk ke usus besar dengan lancar. Tetapi apabila rongganya tersumbat oleh suatu hal, baik berupa kotoran/feses ataupun pembesaran kelenjar yang didalam usus buntu itu sendiri sehingga akan menyumbat alirannya. Apabila alirannya tersumbat, cairan akan mengumpul di usus buntu sehingga usus buntu akan bengkak. Pada saat bengkak, akan menimbulkan rasa sakit.
Penyakit usus buntu tidak memandang usia, bahkan bisa saja terjadi pada bayi . Bentuk usus buntu pada bayi/anak dan pada orang dewasa itu berbeda. Pada bayi/anak berbentuk corong dan sumbatannya lebih kecil sedangkan pada orang dewasa berbentuk seperti tabung dan sumbatannya lebih besar.
Penyebab usus buntu sebenarnya masuknya kotoran ke dalam lumen usus buntu, kotoran-kotoran tersebut bisa dari pecahan-pecahan feses atau cairan dari feses yang masuk, mengeras dan akhirnya menyumbat. Selain itu, hal lain yang menyebabkan sumbatan adalah adanya pembesaran dari jaringan limfoid di dalam lumen usus buntu tersebut.
dr. Alexandra, Sp.BA, dalam siaran live dengan radio kesehatan, Rabu (24/02/2021) menjelaskan ciri-ciri anak dengan gejala awal usus buntu yaitu muncul rasa sakit di dekat pusar dan melebar hingga perut kanan bawah, munculnya darah di feses maupun muntah anak, ukuran perut anak akan lebih besar dari ukuran normal atau mengalami distensi atau perut yang tegang, terjadi peradangan, saat berbaring dan merasa sakit perut, anak akan berbaring di satu sisi dan menekuk kaki ke arah perut, sementara saat berjalan, anak tidak akan berjalan tegak sepenuhnya.
Biasanya agak susah untuk menanyakan gejala apa yang dirasa pada anak dibawah 5 tahun, bila anak mengeluhkan sakit perut artinya beragam. Ketika terindikasi ada usus buntu pada anak, langkah selanjutnya bergantung pada seberapa parah rasa sakit yang anak rasakan. Apabila anak mengeluhkan rasa sakit di perutnya dan tidak lagi bisa bermain, makan bahkan tertawa seperti biasanya. Orang tua harus bisa lebih jeli lagi mengenali perubahan yang tampak pada gelagat anak maupun kondisi tubuhnya agar penyakit anak dapat segera diobati. Nyeri perut akan mulai terasa setelah 8 jam setelah terjadinya sumbatan. Dari mulai sumbatan sampai terjadinya kebocoran, pada anak-anak akan lebih cepat yaitu 36 jam dan pada orang dewasa lebih lama yaitu 48 jam.
Untuk mengetahui penanganan yang tepat diperlukan beberapa pemeriksaan tambahan selain pemeriksaan fisik seperti foto roentgen, USG, CT scan serta pemeriksaan darah dan urine. Penyakit usus buntu pada anak terkadang sulit untuk didiagnosis terutama pada anak yang lebih kecil.
Pengobatan pada usus buntu bisa dengan operasi terbuka yaitu sebelum pembedahan dilakukan, anak akan diberikan anastesi, kemudian dokter mulai membuat sayatan di sisi kanan bawah perut dan mengangkat usus buntu atau dengan operasi laparoskopi yaitu sama dengan operasi terbuka, anak akan diberikan anastesi, laparoskopi hanya membutuhkan beberapa sayatan kecil dan akan memasukan kamera yang disebut laparoskop untuk melihat ke dalam perut.
Narasumber: dr. Alexandra, Sp.BA – RSAB Harapan Kita
**
Berita ini disiarkan oleh Bagian Hukum, Organisasi dan Humas RSAB Harapan Kita. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Contact Center melalui nomor hotline 021-3973-1255, SMS 0819-0417-4444, faksimili (021) 567-3832, dan alamat email info[at]rsabhk[dot]co[dot]id