preloader
Menyapih Anak dengan Baik dan Benar

Menyapih Anak dengan Baik dan Benar

Menyapih anak merupakan “tugas” lanjutan para orangtua sebagai cara mendukung perkembangannya setelah si kecil mengenal ASI dan makanan padat. Sayangnya, menyapih atau menghentikan bayi menyusu dari payudara terkadang menjadi sesuatu hal yang dilema bagi seorang ibu. Menyapih tidak selalu menandakan akhir ikatan intim antara ibu dan anak. Ibu dapat mencari cara lain seperti berpelukan, bermain atau membaca buku bersama.

Saat siaran dengan Radio Kesehatan, Rabu (29/07/2020) dr. Eva Devita Harmoniati, SpA (K) mengatakan bahwa dibutuhkan kesabaran dalam menyapih anak, karena ini merupakan proses yang cukup emosional, perlu persiapan sehingga tidak bisa dilakukan secara mendadak. Menyapih adalah waktu ketika anak mulai belajar makan makanan padat seutuhnya tanpa tambahan ASI lagi dan hal tersebut merupakan salah satu tahapan yang bisa dilakukan oleh ibu untuk menyapih.

Tidak ada patokan usia tertentu kapan anak bisa mulai disapih. Tapi dianjurkan batas usia menyusui maksimal sampai 3 tahun. Semakin besar seorang anak maka kebutuhan zat gizi untuk menunjang pertumbuhan serta perkembangannya semakin meningkat. “Tanda – tanda seorang anak sudah siap untuk disapih antara lain ; sudah tertarik dengan makanan padat, frekuensi anak untuk minta menyusu sudah jarang & sudah bisa duduk tegak.” Kata Eva. “Benar, menyapih di siang hari itu memang lebih mudah, karena banyak pengalihannya seperti menagajak bermain , belajar bersama dan makan bersama.” Tambah Eva.

Proses penyapihan setiap anak berbeda berdasarkan kebutuhan ibu dan anak, atau karena pertimbangan lainnya. Ada beberapa situasi tertentu di mana proses penyapihan lebih baik dihentikan , seperti sedang tumbuh gigi biasanya di usia 1-2 tahun, perubahan besar dalam kehidupan seorang anak (pindah rumah, ibu bekerja kembali setelah cuti melahirkan, broken home) dan anak memiliki alergi terhadap protein – protein tertentu.

Ritual menyapih anak dengan memberi obat merah dan brotowali di puting ibu dapat menyebabkan anak menjadi trauma dan bahkan seringkali tidak berhasil. Ketika seorang ibu memutuskan untuk menyapih, gunakan teknik menyapih dengan cinta yang dikenal dengan istilah weaning with love yang saat ini sedang gencar – gencarnya di sosialisasikan. Selain itu yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi frekuensi menyusu, mengalihkan perhatian anak dengan mengajaknya bermain, membaca buku dan aktivitas lain yang menyenangkan yang bisa dilakukan bersama – sama.

Menerapkan proses menyapih kepada anak memang bukan perihal mudah. Sebab tak jarang, para ibu justru merasa tidak tega melihat si kecil merengek ingin menyusu dari payudara. Diperlukan kerja sama yang baik antara ibu, ayah dan si anak agar proses menyapih dapat berjalan dengan baik. Yang terpenting menyapih anak ketika anak memang sudah siap, dalam artian sudah bisa diajak kompromi, karena menyusui itu buat seoarang anak bukan sekedar mendapatkan ASI tapi juga mendapatkan ketenangan dan kedekatan kepada ibunya.

Salam sehat..

Terwujudnya pelayanan kesehatan Ibu dan Anak yang aman dan berkualitas dengan pelayanan unggulan Birth Defect Integrated Center (BIDIC), Perinatal Terpadu dan Rujukan, dan Teknologi Reproduksi Berbantu melalui kerjasama tim, jejaring, dan sistem rujukan serta terselenggaranya pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang terintegrasi dengan aktivitas pelayanan