Jakarta, 29 Agustus 2019. Telah berlangsung siaran di Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Rabu 28 Agustus. Tema yang diangkat adalah Mengenal Berbagai Masalah Saluran Cerna pada Anak, yang disampaikan oleh Dr.dr. Ariani Dewi Widodo, SpA (K) dari RSAB Harapan Kita yang berlangsung kurang lebih 1 jam, dari pukul 09.00 – 10.00 WIB
Gangguan pencernaan pada anak merupakan hal yang biasa terjadi. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan ibu menjadi resah , karena anak menjadi rewel dan tidak nyaman. Anak yang mengalami gangguan pencernaan umumnya akan memunculkan gejala berupa rewel, perut kembung, mual, muntah, diare, hingga dehidrasi.
{gallery}siaran_kesehatan/masalah_saluran_cerna_pada_anak{/gallery}
Di awal pembicaraan, Ariani menjelaskan perbedaan antara saluran cerna anak dan dewasa. “Jelas berbeda antara saluran cerna anak dan dewasa, perbedaan tersebut seperti ; sel – sel usus pada anak masih renggang, mengakibatkan apabila ada kuman atau alergen akan mudah masuk melalui sel2 tersebut sehingga akan rentan terkena penyakit, kemudian yang kedua sel imunitas kurang atau belum terlalu matang dan yang terakhir adalah perisainya belum lengkap.”ungkap Ariani. Ada beberapa gangguan pencernaan yang umum dialami oleh anak – anak , di antaranya ; perut kembung, kolik, sembelit dan diare.
Salah satu penyakit pencernaan yang harus kita ketahui adalah Irritable bowel syndrome (IBS), yaitu penyakit pencernaan yang memengaruhi kerja usus besar. IBS biasanya banyak menyerang anak – anak di usia sekolah dasar, tapi tidak jarang juga IBS menyerang usia dewasa. Gejala paling umum dari irritable bowel syndrome adalah sakit perut, kembung, sembelit/diare, atau keduanya. Gejala lain termasuk keadaan terdesak untuk buang air besar, atau buang air besar tidak tuntas. Selain itu, feses Anda juga tampak terlihat berlendir. Gejala ini datang dan pergi selama beberapa hari, minggu, atau bulan.
Hal – hal yang dapat memicu penyakit irritable bowel syndrome adalah Masalah stres dan psikologis, misalnya kecemasan dan depresi serta genetik genetik (IBS mungkin lebih sering terjadi pada orang yang memiliki riwayat penyakit dalam anggota keluarga) . Tidak semua orang dengan gejala gangguan pencernaan mengalami IBS. Dokter mendiagnosis IBS dengan memeriksa riwayat pengobatan untuk menemukan gejala. Pemeriksaan yang dilakukan untuk membantu seseorang terdiagnosa IBS adalah dengan pemeriksaan feses, pemeriksaan usg dan endoskopi.
Ariani menambahkan penanganan bagi pasien penderita IBS adalah dengan perbaikan pola makan, diberikan obat – obatan untuk mengurangi nyeri agar anak tersebut aman, memperbaiki komposisi saluran cerna (karena pola makan yang tidak baik, menyebabkan bakteri baik yang masuk ke dalam tubuh kurang dari 80 %) dan terakhir mencoba untuk mengurangi stress.
Diakhir edukasi, Ariani menyampaikan bahwa perlunya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari – hari. Berilah makan – makanan yang sehat dan bergizi tinggi bagi anak kita. Dan perlu diperhatikan apakah makanan tersebut juga diserap pada saluran cerna anak kita. Tanpa saluran cerna yang sehat, maka nutrisi yang diberikan hanya akan numpang lewat saja dan itu akan berpengaruh pada tumbuh kembang dan kecerdasan anak.
Salam sehat