preloader
Skrining Thalassemia

Skrining Thalassemia

Jakarta, 22 Agustus 2019. Pada hari Rabu, 21 Agustus telah berlangsung edukasi melalui siaran Radio Kesehatan di Kemenkes pukul 09.00 – 10.00 WIB, dan sebagai narasumber saat itu adalah dr. Yosanti Elsa K.,Sp.PK,M.Kes membahas mengenai seputar skrining pada penyakit thalassemia.

Penyakit thalassemia merupakan penyakit bawaan kelainan darah yang diturunkan dari kedua orang tua. Yosanti menjelaskan bahwa penyakit thalasemia jenisnya bermacam – macam, seperti ; thalasemia alfa minor, terjadi bila dua gen pengatur produksi protein jenis alfa globin mengalami kelainan (abnormal) atau tidak ada. Kondisi ini biasanya tidak menyebabkan gangguan kesehatan berarti. Thalasemia alfa mayor, terjadi bila seseorang sama sekali tidak memiliki gen perintah produksi protein globin, kondisi ini dapat membuat janin menderita anemia yang parah, penyakit jantung, dan penimbunan cairan tubuh. Thalasemia beta minor, penyakit thalasemia jenis ini umumnya tidak bergejala, namun menyebabkan penderitanya mengalami anemia ringan dan ketidaknormalan pada sel darah merah.Thalasemia beta mayor adalah jenis penyakit thalasemia yang paling parah. Penyakit ini umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir. Thalassemia beta intermediate Seperti hanya thalassemia beta mayor, penyakit thalassemia jenis ini juga perlu melakukan transfusi darah. Bedanya, transfusi darah hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu, ketika memang dibutuhkan saja.

{gallery}skrining_thalassemia{/gallery}

“Thalasemia adalah jenis penyakit yang memang tidak bisa disembuhkan dan biayanya sangat mahal, namun bisa dicegah. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan skrining terhadap pasangan yang akan menikah dan itu merupakan cara yang paling efektif.” Ujar Yosanti saat melakukan siaran di radio kesehatan. “Skrining adalah metode pengujian yang dapat mengetahui gen thalassemia di dalam darah. Skrining dapat dilakukan di pusat kesehatan seperti Puskesmas dan rumah sakit.” Tambahnya.

Pengobatan thalasemia yang perlu diketahui adalah dengan melakukan transfusi darah, terapi kelas besi, suplemen asam folat dan transplantasi sumsum tulang (ini masih jarang sekali dilakukan di Indonesia). Cara termudah dan termurah untuk mencegah thalasemia adalah melakukan skrining talasemia secara dini, yakni sebelum menikah. Dengan mengetahui lebih dini maka kita dapat menurunkan kejadian Thalassemia di masa depan dan melahirkan generasi yang bebas Thalassemia.

Salam sehat dan tetap semangat bagi adik – adik dengan thalasemia

 

Terwujudnya pelayanan kesehatan Ibu dan Anak yang aman dan berkualitas dengan pelayanan unggulan Birth Defect Integrated Center (BIDIC), Perinatal Terpadu dan Rujukan, dan Teknologi Reproduksi Berbantu melalui kerjasama tim, jejaring, dan sistem rujukan serta terselenggaranya pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang terintegrasi dengan aktivitas pelayanan