Rsabhk.co.id, Jakarta. Penyakit ginjal tidak hanya menyerang orang dewasa, tentunya juga bisa dialami oleh anak-anak. Yang menandakan kondisi ini ketika ginjal mengalami kerusakan atau penurunan fungsi. Sebagai orang tua, penting untuk mengetahui penyebab, gejala dan cara untuk anak dengan penyakit ginjal.
World Kidney Day atau Hari Ginjal Sedunia, diperingati setiap tahunnya untuk membangun awerness atau kesadaran dari masyarakat bahwa pentingnya kita mengetahui penyakit ginjal pada anak. Karena dengan mengetahui lebih awal, tentunya kita bisa mencegah agar penyakit itu tidak lebih berat atau lebih lanjut. Saat ini kita sudah bisa mengobati penyakit ginjal dari tahap awal.
Hari Ginjal Sedunia 2022 mengangkat tema “Kidney Health for All: Bridge the Knowledge Gap to Better Kidney Care” yang secara spesifik mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bekerja sama dalam menjembatani kesenjangan pengetahuan untuk kesehatan ginjal yang lebih baik.
Penyebab penyakit ginjal pada anak secara garis berbeda dengan orang dewasa. dari berbagai penelitian, penyebab penyakit ginjal pada anak terbanyak adalah dari kelainan bawaan. Selain kelainan bawaan, peradangan pada ginjal atau glomerulonephritis, infeksi dan autoimun menjadi salah satu penyebabnya penyakit ginjal apada anak.
“Pada tahap awal, penyakit ginjal pada anak sering kali tidak menunjukkan gejala sehingga terkadang bisa terlewat dan baru diketahui pada usia remaja. Gejala baru mulai timbul ketika fungsi ginjal sudah mulai menurun atau rusak. Ketika ginjalnya sudah mengalami gangguan, anak dapat menunjukkan beberapa gejala antara lain, timbulnya keluhan bengkak di bagian wajah, tangan dan kaki, sering merasa kelelahan dan tampak pucat/anemia serta demam yang disebabkan dari infeksi ginjal” tutur dr. Ina.
Penyakit ginjal yang kronis akan memberikan dampak pada tumbuh kembang anak, dikarenakan pasien pada penyakit ginjal biasanya mengalami gejala anemia. Keadaan anemia kronis ini akan mempengaruhi pertumbuhan seperti salah satunya anak akan terlihat lebih pendek dari anak-anak sebayanya serta adanya keterlamabatan dari tanda-tanda seks. Pada keaadan ini juga dapat terjadi perburukan gizi, biasanya asam di tubuh meningkat dan menggangu penyerapan nutrisi seperti tidak napsu makan, sehingga mempengaruhi tumbuh kembang dan kecerdasan anak.
Jika anak terkena penyakit ginjal, maka tubuh anak akan mengalami kebengkakan. Dikarenakan protein yang diserap dari makanan sehari-hari akan hilang/lost di urine, hal ini disebabkan sawar pada ginjal mengalami kebocoran karena adanya proses peradangan atau proses autoimun. Akibatnya tubuh akan bengkak karena protein albumin itu adalah salah satu zat yang mengatur konsentrasi kekentalan darah dan otomatis cairan akan keluar ke tubuh dan tubuh anak akan menjadi bengkak.
Ginjal merupakan bagian dari saluran kemih yang memiliki fungsi utama menyaring kotoran dan darah untuk dibuang melalui urine. Ada beberapa tes sederhana yang bisa dilakukan untuk mengecek kondisi ginjal. Selain dengan pemeriksaan tekanan darah, perubahan warna urine juga menjadi salah satu tanda penyakit ginjal kronik atau gagal ginjal. “Apabila warna urine keruh berarti tanda kurang cairan, namun ketika ginjal bermasalah atau tidak bisa berfungsi dengan baik, akan terjadi peningkatan konsentrasi dan akumulasi zat dalam urine yang menyebabkan warna urine menjadi lebih gelap, seperti cokelat, merah atau ungu” ucap dr. Ina Zarlina, Sp.A(K) dalam siaran live dengan radio kesehatan, Kamis (10/3/2022).
Penanganan penyakit ginjal pada anak tergantung pada penyebabnya. Misalnya, penyakit ginjal yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi harus diatasi dengan menurunkan tekanan darah. Jika disebabkan oleh infeksi, maka dokter akan mengatasi infeksi yang menyebabkan penyakit ginjal dengan obat antibotik. Penyakit ginjal yang disebabkan oleh cacat bawaan lahir, akan disarankan dengan langkah operasi untuk memperbaiki bagian ginjal yang cacat atau tidak berfungsi dengan baik.
Jika anak sudah mengalami gagal ginjal, penanganan yang akan diberikan yaitu meliputi obat-obatan dan diet khusus untuk penyakit ginjal, cuci darah, transfusi darah (jika gagal ginjal sudah menyebabkan anemia) dan transplantasi ginjal. Pilihan metode penanganan penyakit ginjal pada anak akan disesuaikan dengan penyebab dan seberapa parah kondisi anak saat dirawat “papar dr. Ina”.
Dengan memahami faktor risiko dan mengenali gejala penyakit ginjal pada anak, maka penyakit ini bisa segera diperiksakan ke dokter dan diobati secepatnya. Jika anak mendapatkan pengobatan sejak dini, maka komplikasi dapat dicegah dan tumbuh kembang anak bisa tetap berjalan dengan baik.
Narasumber: dr. Ina Zarlina, Sp.A(K) – RSAB Harapan Kita
**
Berita ini disiarkan oleh Kelompok Substansi Hukum, Organisasi dan Humas RSAB Harapan Kita. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Contact Center melalui nomor hotline 021-3973-1255, SMS 0819-0417-4444, faksimili (021) 567-3832, dan alamat email info[at]rsabhk[dot]co[dot]id