Rsabhk.co.id, Jakarta. Corona Virus Deases 2019 (Covid-19) saat ini menjadi masalah kesehatan yang sangat meresahkan masyarakat di seluruh dunia terutama di Indonesia. Masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia semakin meningkat. Peran keluarga dalam merawat pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan sedang selama isolasi mandiri di rumah perlu diperhatikan untuk mencegah penularan virus kepada anggota keluarga lainnya. Kita sering mendengar kata isoman atau isolasi mandiri. Isoman pada dasarnya adalah suatu tindakan untuk merawat pasien yaitu memisahkan seseorang yang sakit dari yang sehat.
Yang bisa menjalankan isolasi mandiri yaitu pasien tanpa gejala atau dengan gejala ringan. Covid-19 memiliki 5 spektrum yaitu antara lain tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang, gejala berat dan gejala kritis. Apabila seseorang terpapar Covid-19 dengan gejala sedang, gejala berat hingga kritis, harus masuk rawat inap di rumah sakit. Saat ini anak-anak yang terpapar Covid-19 semakin meningkat, dikarenakan jumlah cakupan vaksinasi pada anak belum banyak. Jika anak terpapar Covid-19 tanpa gejala atau dengan gejala ringan, bisa isolasi di rumah tidak perlu dirawat, namun mesti tetap harus didampingi oleh pelaku rawat. Pelaku rawat adalah orang-orang yang diperiksa dan dipastikan dalam keadaan sehat tanpa komorbid.
Menurut penjelasan dr. Dimas Dwi Saputro, Sp.A dalam siaran live dengan radio kesehatan, Kamis (24/2/2022) “Jika ada anggota keluarga atau anak yang positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri di rumah, tentunya sebagai anggota keluarga mau tidak mau harus membantu merawatnya, tidak mungkin seorang anak dipisahkan oleh ibunya. Mungkin kalau di posisi tersebut menjadi khawatir untuk tertular. Namun sebenarnya tidak perlu khawatir tertular, jika melakukan beberapa langkah berikut ini dengan benar yaitu antara lain selalu memakai alat pelindung diri (APD) minimal menggunakan baju tertutup semua badan, sarung tangan, menggunakan masker 24 jam selama kontak dengan anak tersebut, rajin mencuci tangan dan melakukan protokol kesehatan yang ketat”.
“Setiap kali mendapatkan seseorang atau keluarga dengan hasil positif Covid-19, jangan lupa untuk melaporkan ke puskesmas terdekat sesuai domisili. Dikarenakan hal tersebut bisa menjadi acuan data puskesmas, selain itu sebagai sarana tracing serta untuk memudahkan puskesmas dalam melakukan perujukan apabila ada penderita gejala kritis atau perburukan.” Ujar dr. Dimas.
Jangan panik, apabila kita terpapar Covid-19. Apabila kita sudah mendapat vaksinasi apalagi sudah vaksinasi lengkap 3 dosis, tidak terlalu khawatir dikarenakan vaksinasi membuat imunitas tubuh kita menjadi lebih baik, sehingga virus yang masuk tidak menyebabkan gejala yang berat. Segera pisahkan antara yang positif dan yang negatif serta segera berobat apabila ada keluhan. Apabila sudah mendapat hasil positif Covid-19, bisa melakukan telekonsultasi dengan tautan-tautan telemedicine yang sudah difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan RI. Apabila anak-anak yang terpapar Covid-19, orang tua bisa konsultasi kepada rumah sakit yang menyediakan layanan telekonsultasi Covid-19. Kemudian memastikan keluarga dalam keadaan aman dari yang sakit, karena saat ini kita tidak bisa membedakan apakah batuk pilek biasa atau Covid-19. Tetapi dengan melihat kenaikan kasus saat ini, semua yang batuk pilek akan dianggap Covid-19. Untuk varian Covid-19 saat ini, apabila ada satu orang yang sakit dan ada kontak erat, maka satu keluarga akan dianggap suspek sampai terbukti dari hasil test. Swab diperlukan apabila seseorang ingin bekerja, tetapi apabila tidak bekerja dan anak tidak ke sekolah, disarankan untuk isolasi dirumah selama 10 s.d 14 hari agar terhindar ke yang lainnya.
Bila ibu positif Covid-19, dr. Dimas menjelaskan, agar bayi bisa diasuh anggota keluarga lain yang negatif dan harus orang yang tetap (tidak berganti-ganti) serta minum ASI yang telah diperah. Namun jika tidak memungkinkan, ibu harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat saat proses menyusui, mulai dari mencuci tangan, memakai masker double dan tidak berbicara dengan bayinya untuk meminimalkan penyebaran virus corona melalui droplet.
Bayi baru lahir dari ibu suspek, probable, dan terkonfirmasi Covid-19 dianggap sebagai bayi Covid-19 sampai hasil pemeriksaan RT-PCR/swab negatif dan selanjutnya bayi akan dirawat diruang isolasi khusus.
Selain bayi, orang-orang yang perlu mendapat pendampingan pada saat melakukan isolasi mandiri yaitu anak-anak yang belum bisa mandiri (belum usia remaja), orang lanjut usia karena orang lanjut usia dalam kondisi normal pun tidak boleh meninggalkan begitu saja atau harus didampingi dengan orang yang lebih muda usianya karena dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kepikunan atau hal berbahaya lainnya. Selain itu orang dewasa walaupun belum lanjut usia, tetapi dengan penyakit dasar yang membuat dia tidak bisa melakukan sendiri seperti orang dewasa dengan kelumpuhan atau penyakit bawaan lainnya.
Beberapa cara meminimalkan penularan saat merawat keluarga yang terpapar Covid-19, antara lain tempatkan di kamar yang berbeda dengan anggota keluarga yang negative serta tempatkan di kamar dengan ventilasi alami yang baik pencahayaannya. Pisahkan alat makan, alat mandi atau peralatan ibadah dengan anggota keluarga yang terpapar. Batasi pergerakan atau minimalisasi berbagi ruangan yang sama dengan anggota keluarga yang terpapar. Perlu diingat, anggota keluarga yang merawat pasien Covid-19 di rumah harus juga selalu berupaya meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) “tegas dr. Dimas”.
Narasumber: dr. Dimas Dwi Saputro, Sp.A – RSAB Harapan Kita
**
Berita ini disiarkan oleh Kelompok Substansi Hukum, Organisasi dan Humas RSAB Harapan Kita. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Contact Center melalui nomor hotline 021-3973-1255, SMS 0819-0417-4444, faksimili (021) 567-3832, dan alamat email info[at]rsabhk[dot]co[dot]id