preloader
Mengenal Epilepsi pada Anak

Mengenal Epilepsi pada Anak

Rsabhk.co.id, Jakarta. Mengalami kejang sering dikaitkan dengan kondisi epilepsi. Epilepsi atau orang awam menyebutnya dengan sebutan ayan, merupakan masalah pada sistem saraf yang biasanya dimulai sejak bayi atau masa kanak-kanak. Saat epilepsi muncul, gejala utama yang pertama kali terlihat adalah kejang, namun tidak semua kejang itu menandakan epilepsi. Untuk itu para orang tua sangat perlu untuk bisa mengetahui gejala epilepsi pada anak. Karena apabila terdeteksi secara cepat atau lebih dini, epilepsi bisa segera ditangani dengan tepat.

Epilepsi adalah suatu bentuk kejang yang terjadi tanpa disertai demam, bisa dikatakan epilepsi jika kejang tersebut terjadi berulang minimal 2 kali. Apabila seorang anak mengalami kejang demam, itu berarti tidak serta merta dia mengalami epilepsi. Epilepsi bisa terjadi pada semua golongan umur (sejak bayi baru lahir dan anak-anak).

Penyebab epilepsi tergolong banyak, antara lain Idiopatik yaitu penyebab tidak diketahui dan Simptomatik yaitu akibat masalah struktural di otak (tumor, infeksi otak, kelainan bawaan), pemeriksaan genetik dipertimbangkan untuk beberapa kasus epilepsi. Seorang anak memiliki risiko untuk mengalami epilepsi lebih besar apabila di dalam keluarganya ada yang mengalami epileps juga. Namun, ada beberapa epilepsi yang memang sulit untuk disembuhkan dan Itu berkaitan dengan suatu gen tertentu, yang disebabkan akibat terjadinya mutasi dari gen tersebut, sehingga epilepsi yang dialami menjadi sulit untuk disembuhkan.

Gejala utama epilepsi yang pertama kali terlihat adalah kejang, namun bentuk kejang dapat berupa kaku dan lemas secara cepat, kaget-kaget atau seperti terdiam atau jatuh, dan kejadian ini terjadi berulang.

Untuk mendiagnosis epilepsi bisa dilakukan dengan melakukan beberapa cara antara lain pemindaian otak dengan MRI atau CT scan (pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat gambaran otak sehingga dapat mendeteksi kondisi yang abnormal), Electroencephalogram atau EEG (pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pada impuls atau aktivitas elektrik di dalam otak yang dapat menyebabkan kejang) serta melakukan tes darah (pemeriksaan ini untuk mengetahui kondisi genetik, infeksi, atau kondisi lain yang terkait dengan kejang). Diagnosis yang akurat perlu dilakukan guna menentukan pengobatan yang efektif.

dr. Pandu Caesaria Lestari, Sp.A dalam siaran live dengan radio kesehatan, Kamis (25/11/2021) menjelaskan ada 2 tata laksana pada epilepsi yaitu tata laksana untuk kegawatdaruratan dan pemberian obat anti epilepsi. Seorang anak yang mengalami kejang berulang dan sudah di diagnosis memiliki epilepsi, maka dia harus mengonsumi obat anti epilepsi selama 2 tahun. Pemberian obat anti epilepsi harus dipastikan sesuai jamnya, agar obat tersebut bekerja dengan efektif. Setelah itu, akan dilakukan evaluasi pasca pengobatan selama 2 tahun dan apabila memang sudah bersih, maka obatnya akan diturunkan secara bertahap. Setelah terjadi pengobatan, tetap ada kemungkinan untuk berulang, namun menjadi jauh lebih kecil.

Penanganan saat terjadi kegawatan pada epilepsi yaitu apabila jika terjadi kejang umum (seluruh badan) poisisi tubuh dimiringkan (dalam posisi miring aliran napas akan berjalan dengan baik), baju yang terlalu ketat dibuka sedikit, berikan alas kepala, masukkan obat melalui dubur setelah 3 menit mengalami kejang. Apabila dalam waktu 5 menit tidak membaik, maka pemberian obat bisa diulang sebanyak 2 kali dan bersiap-siap untuk mentransport ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang terdekat. Setiap orang tua perlu memahami betul bagaimana cara memberikan obatnya, sehingga pengobatannya itu betul-betul efektif pada saat diberikan.

Perlu diketahui bahwa epilepsi adalah suatu penyakit yang tidak menular, dengan penangan yang tepat, seperti memberikan obat-obatan, berkonsultasi ke dokter secara rutin dan mengawasi aktivitasnya, risiko anak mengalami dampak epilepsi yang berbahaya dapat berkurang.

Narasumber: dr. Pandu Caesaria Lestari, Sp.A – RSAB Harapan Kita

**

Berita ini disiarkan oleh Kelompok Substansi Hukum, Organisasi dan Humas RSAB Harapan Kita. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Contact Center melalui nomor hotline 021-3973-1255, SMS 0819-0417-4444, faksimili (021) 567-3832, dan alamat email info[at]rsabhk[dot]co[dot]id

Terwujudnya pelayanan kesehatan Ibu dan Anak yang aman dan berkualitas dengan pelayanan unggulan Birth Defect Integrated Center (BIDIC), Perinatal Terpadu dan Rujukan, dan Teknologi Reproduksi Berbantu melalui kerjasama tim, jejaring, dan sistem rujukan serta terselenggaranya pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang terintegrasi dengan aktivitas pelayanan