preloader
Sayang Mata Anak “Usaha Deteksi Dini Kelainan Refraksi pada Anak”

Sayang Mata Anak “Usaha Deteksi Dini Kelainan Refraksi pada Anak”

Rsabhk.co.id, Jakarta. Kelainan refraksi merupakan gangguan penglihatan karena bayangan yang dibiaskan oleh kornea dan lensa mata tidak difokuskan tepat di retina. Secara umum ada 3 kelainan refraksi antara lain mata minus, mata plus dan mata silinder. Kemungkinan tidak fokus tepat di retina oleh masalah pembiasan dikarenakan panjang aksial/diameter keseluruhan bola mata relatif lebih panjang atau lebih pendek. Ini umumnya berkaitan dengan biometri tubuh sehingga lebih bersifat bawaan. Kekuatan fokus kornea/lensa terlalu kuat atau terlalu lemah. Bentuk kornea yang relatif tidak berbentuk bola/sferis namun lebih berbentuk oval. Panjang aksial kekuatan fokus kornea dan bentuk kornea adalah hal-hal yang secara umum bersifat bawaan, sementara kekuatan fokus lensa adalah hal dimana kebiasaan juga berperan. Selain itu, tentu ada kondisi-kondisi penyakit yang mengakibatkan kondisi panjang aksial atau kekuatan fokus berubah.

Gejala dan tanda yang muncul saat menderita kelainan refraksi mata adalah penglihatan buram. Namun masalahnya pada anak yang masih dalam masa pertumbuhan, dia tidak tahu penglihatan buram itu seperti apa, karena penglihatannya pun masih dalam fase perkembangan.  Perlu diketahui bahwa pada tabel perkembangan tajam penglihatan (visual acuity development age) kita akan tau bahwa normalnya anak di usia 5-6 tahun harusnya sudah mampu memiliki tajam penglihatan 100%.

dr. Andito Keshavamurthi Adisasmito, Sp.M dalam siaran live dengan radio kesehatan, Kamis (07/10/2021) menjelaskan tanda-tanda yang bisa kita perhatikan bila ada kelainan refraksi antara lain yaitu pada mata minus, anak akan kesulitan melihat detail pada jarak jauh, anak akan memicingkan mata untuk lihat jarak jauh, anak akan cenderung mendekat untuk mendapat detail yang lebih baik serta mata bisa terlihat juling. Pada mata plus, anak akan kesulitan melihat terutama pada jarak dekat, lelah dalam waktu lama bila lihat jarak dekat, serta mata bisa terlihat juling ke dalam. Pada mata silinder, tandanya seperti mata minus, ditambah anak mungkin akan cenderung memiringkan kepala untuk melihat lebih jelas.

Cara mendeteksi kelainan refraksi pada anak antara lain dengan cara skrinning penglihatan serta mengenali tanda-tanda kelaianan refraksi pada anak. Di era teknologi digital dan zaman maju dimana ketersediaan dokter mata sudah ada, maka skrinning penglihatan di usia dini (sejak lahir atau usia 3-5 tahun) menjadi penting dan harus didorong untuk dijadikan suatu kewajiban. Dengan bantuan aplikasi tes tajam penglihatan (eyechart pro) sebagian pemeriksaan pada anak verbal/usia sekolah bisa dilakukan sendiri di rumah. Faktor keturunan/keluarga dan aktivitas lihat dekat berlebihan bisa menyebabkan seseorang lebih berisiko terkena kelainan refraksi mata. Apalagi saat ini pembelajaran jarak jauh benar-benar sulit dihindari.

Mengobati kelainan refraksi mata pada anak dalam arti menyembuhkan/menghilangkan, sampai saat ini belum bisa dilakukan, karena manusia belum bisa merubah panjang aksial bola mata maupun merubah bentuk kornea pada anak secara terukur dan bertanggung jawab. Jadi saat ini tatalaksana kelainan refraksi mata adalah memberikan koreksi refraksi yaitu yang paling aman adalah kacamata. Tentu ada koreksi refraksi lain seperti pemberian lensa kontak, maupun operasi bedah refraktif. Jadi, terapi saat ini lebih ditujukan untuk mengkoreksi masalah refraksi dengan cara membiaskan bayangan agar tepat fokus di retina dan pemberian obat tetes khusus untuk memperlambat progresivitas.

Terlepas dari adanya faktor-faktor anatomi yang tidak bisa/belum bisa kita rubah, yang perlu kita lakukan untuk menyikapi masalah kelainan refraksi mata adalah dengan memperbaiki kebiasaan melihat, aktivitas outdoor minimal 1 jam per hari serta mengurangi aktivitas lihat dekat/screen tim.

Narasumber: dr. Andito Keshavamurthi Adisasmito, Sp.M – RSAB Harapan Kita

**

Berita ini disiarkan oleh Kelompok Substansi Hukum, Organisasi dan Humas RSAB Harapan Kita. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Contact Center melalui nomor hotline 021-3973-1255, SMS 0819-0417-4444, faksimili (021) 567-3832, dan alamat email info[at]rsabhk[dot]co[dot]id

Terwujudnya pelayanan kesehatan Ibu dan Anak yang aman dan berkualitas dengan pelayanan unggulan Birth Defect Integrated Center (BIDIC), Perinatal Terpadu dan Rujukan, dan Teknologi Reproduksi Berbantu melalui kerjasama tim, jejaring, dan sistem rujukan serta terselenggaranya pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang terintegrasi dengan aktivitas pelayanan