Rsabhk.co.id, Jakarta. Magnetic Resonance Imaging atau yang lebih dikenal MRI merupakan salah satu dari pemeriksaan radiologi yang cara mendapatkan gambarnya dengan menggunakan medan magnet dan radio frekuensi (gelombang radio). Medan magnet diubah-ubah setiap waktu dan kemudian arus listrik dialirkan, dikelola, dikomputasi sehingga menghasilkan gambar-gambar yang sifatnya akan mencerminkan keadaan yang ada didalam jaringan/organ-organ dalam tubuh kita. Didalam tubuh itu dapat terlihat apakah ada penyakit seperti tumor, radang, kelainan pembuluh darah, kelainan bawaan dengan lebih jelas dibandingkan pemeriksaan radiologi yang lain. Ada beberapa tingkatan dalam MRI yaitu 1,5T dan 3T, T dimaksud adalah satuan internasional dari Tesla, Tesla adalah kekuatan medan magnet.
Semua pemeriksaan radiologi harus dengan permintaan dari dokter, apabila seorang dokter menganjurkan pemeriksaan MRI, biasanya dokter sudah mempertimbangkan banyak aspek seperti pemeriksaan fisik, hasil laboratorium, dan hasil pemeriksaan radiologis yang lain (USG). Selain untuk membantu dokter mendiagnosis masalah kesehatan, pemeriksaan MRI juga dapat digunakan sebagai salah satu penentu langkah pengobatan dan mengevaluasi efektivitas terapi.
Jaringan tubuh manusia banyak terdiri dari air (proton hydrogen) dan itu yang dipengaruhi oleh medan magnet, sehingga setiap jenis jaringan ditubuh kita akan memberikan sinyal yang berbeda dan pada saat dijadikan gambar menghasilakan gambar yang mirip dengan keadaan didalam tubuh kita. Seorang anak dengan kelainan tumbuh kembang, biasanya kelainan-kelainan tersebut dapat diidentifikasi dengan melakukan pemeriksaan MRI, karena kemampuan MRI dapat melihat jaringan lunak, sehingga dapat ditemukan jawaban seberapa perlu pasien memerlukan tindakan operasi atau masih bisa di treatment dengan obat-obatan saja. MRI tidak hanya digunakan untuk pasien yang lebih tua, namun pasien bayi yang baru lahir pun bisa dilakukan pemeriksaan, karena MRI tidak menggunakan paparan radiasi sinar-X yang berisiko.
dr. Yarmaniani Miliati Muchtar, Sp.Rad, dalam siaran live dengan radio kesehatan, Kamis (2/09/2021) menjelaskan persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan MRI antara lain memastikan sudah ada surat pengantar permintaan pemeriksaan MRI karena semua pemeriksaan MRI harus ada justifikasi, mengisi lembar skrinning, melepas pakaian dan menggantinya dengan pakaian khusus, memastikan semua barang yang mengandung besi dan metal harus dilepaskan dari tubuh karena menggunakan teknologi magnet, memakai penyumbat telinga (ear plug) serta mempersiapkan diri untuk berbaring tenang.
Yang juga perlu diketahui adalah pemeriksaan MRI tidak dapat dilakukan pada semua orang, misalnya pada pasien yang tubuhnya dipasangi alat bantu berbahan logam. Selain karena masalah keamanan, logam yang ada di tubuh mungkin untuk mengganggu gambar yang dihasilkan MRI, sehingga hasIl dari MRI bisa tidak akurat.
Memang pemeriksaan ini cukup aman untuk dilakukan, tidak menimbulkan sakit atau efek samping apapun. Namun bukan berarti semua orang dapat melakukannya. Pada kondisi tertentu, untuk mendapatkan hasil yang lebih jelas, dibutuhkan zat kontras yang disuntikkan. Walaupun zat kontras yang digunakan untuk pemeriksaan MRI cukup aman dibandingkan pada pemeriksaan CT-scan, namun tetap harus berhati-hati terhadap risiko alergi yang timbul akibat zat kontras tersebut. Selain itu juga harus berhati-hati pada orang yang mengalami gangguan pada fungsi hati dan ginjal. Untuk itu, perlu dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh oleh dokter dan pemeriksaan penunjang laboratorium darah meliputi darah rutin, kimia darah fungsi ginjal dan hati sebelum dilakukan pemeriksaan MRI dengan kontras.
Narasumber: dr. Yarmaniani Miliati Muchtar, Sp.Rad – RSAB Harapan Kita
**
Berita ini disiarkan oleh Kelompok Substansi Hukum, Organisasi dan Humas RSAB Harapan Kita. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Contact Center melalui nomor hotline 021-3973-1255, SMS 0819-0417-4444 dan alamat email info[at]rsabhk[dot]co[dot]id