Rsabhk.co.id, Jakarta. Secara medis penyakit kusta atau lepra disebut juga Morbus Hansen yaitu penyakit infeksi kronis jangka lama karena disebabkan oleh Mycobacterium Leprae. Penyakit ini menyerang kulit, saraf tepi, saluran napas atas, mata, otot, tulang dan alat reproduksi kecuali sistem saraf pusat. Infeksi penyakit kusta cukup mengkhawatirkan karena perlu pengobatan yang panjang. Penyakit ini juga bisa menyebabkan kecacatan/disabilitas bagi penderita yang terlambat untuk berobat dan cukup menjadi stigma di masyarakat atau diskriminasi sosial.
Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Oragnization (WHO) penyakit kusta diklasifikasikan menjadi 2 kategori yaitu Pausi basiler (penyakit ini ditandai dengan munculnya sekitar 1-5 bercak putih di kulit dan tidak ada bakteri yang terdeteksi dalam sampel kulit) dan Multi basiler (apabila timbul lebih dari 5 bercak dan biopsi kulit didiagnosis mengandung bakteri). Penyakit ini merupakan penyakit imunologik yang menyebabkan gangguan reaksi imun yang tidak normal.
dr. Mira Setyorini, Sp.KK, FINSDV, dalam siaran live dengan radio kesehatan, Rabu (27/01/2021) menjelaskan Penularan penyakit kusta bisa melalui kontak kulit yang lama dan erat dengan pengidapnya. Di samping itu penyakit kusta juga bisa ditularkan lewat inhalasi (menghirup udara), karena bakteri penyebab kusta dapat hidup beberapa hari dalam bentuk droplet di udara. Namun sebenarnya penyakit kusta bukanlah penyakit yang mudah menular. Walaupun menular melalui pernapasan, orang yang terkena kuman ini rata-rata akan sembuh sendiri karena memiliki kekebalan tubuh. Hanya sedikit sekali yang menimbulkan gejala atau sakit hingga membutuhkan pengobatan. Penyakit kusta memerlukan waktu inkubasi yang cukup bervariasi yaitu bisa hanya beberapa minggu sampai dengan membutuhkan waktu 3-5 tahun setelah tertular sampai timbulnya gejala.
Gejala utama penyakit kusta yaitu bercak perubahan warna menjadi lebih putih dan bercak di kulit berbentuk benjolan yang tidak hilang setelah beberapa minggu atau lebih. Bercak kulit juga disertai gejala kebas pada bagian tersebut dan kelemahan otot. Penyakit kusta bisa menyerang berbagai organ dan mempunyai gejala yang sangat bervariasi, seperti bisa menyerang saraf penglihatan (kelainan) sehingga dapat menimbulkan kebutaan.
Pemerintah sudah mengupayakan pengobatan secara gratis untuk penyakit kusta guna mengeleminasi kusta di Indonesia. Usaha yang kita usahakan adalah mendeteksi dini penyakit ini sesegera mungkin. Apabila deteksi dini ini berhasil, tentunya kecacatan yang terjadi akan lebih minimal, karena kebanyakan penderita penyakit kusta bisa hidup normal tanpa ada kecacatan sama sekali apabila segera diobati dan tertib terhadap pengobatannya. Pengobatan penyakit kusta kategori pausi basiler membutuhkan waktu 6 bulan secara nonstop, sedangkan kategori multi basiler membutuhkan waktu 12 bulan. Namun apabila ada keterlambatan dalam pengobatan bisa membutuhkan waktu sampai dengan 18 bulan.
Untuk menghindari terinfeksinya penyakit kusta yaitu membuat tempat tinggal nyaman dengan sirkulasi yang baik, cukup makan makanan yang bergizi dan seimbang serta tetap waspada.
Narasumber: dr. Mira Setyorini, Sp.KK, FINSDV – RSAB Harapan Kita
**
Berita ini disiarkan oleh Bagian Hukum, Organisasi dan Humas RSAB Harapan Kita. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Contact Center melalui nomor hotline 021-3973-1255, SMS 0819-0417-4444, faksimili (021) 567-3832, dan alamat email info[at]rsabhk[dot]co[dot]id