Anemia Defisiensi Besi pada anak adalah anemia yang disebabkan karena defisiensi atau kekurangan zat besi pada tubuh anak. Anemia defisiensi besi pada anak sangat berbahaya dan mempunyai dampak pada hampir seluruh organ tubuh pada anak. Dampak pada ketahanan tubuh anak, daya tahan tubuh anak menjadi turun. Dampak yang selanjutnya juga adanya gangguan pada fungsi kognitif atau kecerdasan anak.
Ada beberapa gejala yang terjadi kepada anak pada dengan anemia defisiasi besi seperti lemas, tidak nafsu makan, anak menjadi cepat lelah dan tidak aktif. Namun pada bayi atau anak yang lebih kecil, dia akan kesulitan untuk minum.
Tanda-tanda pada anak dengan anemia defisiasi besi, utamanya adalah terjadi pucat. Pucat dapat dilihat pada kelopak mata, pada telapak tangan, kemudian pada mukosa mulut. Selain itu, ada beberapa tanda yang dapat terjadi pada anak dengan anemia defisiasi besi yaitu anak menjadi sulit untuk berkonsentrasi kemudian perkembangannya menjadi terhambat serta sering sakit.
Ada beberapa tindakan yang dapat kita lakukan untuk mencegah agar anak tidak terjadi anemia defisiensi besi yaitu kita harus mencukupi kebutuhan zat besi si anak dengan memberikan asupan makanan yang cukup mengandung zat besi. Beberapa makanan yang banyak mengandung zat besi yang utama adalah daging yang berwarna merah (daging sapi, daging kambing), kuning telur, hati ayam atau hati sapi. Selain itu, beberapa sayur-sayuran yang berwarna hijau tua juga banyak mengandung zat besi.
Selain memberi makanan yang mengandung zat besi, juga dapat dilakukan pemberian suplementasi zat besi. Suplementasi dapat diberikan mulai usia 6 bulan, dimana anak mulai mendapatkan makanan pendamping ASI. Pada anak yang lahir prematur, maka pemberian suplementasi zat besi itu dapat diberikan mulai usia 2 – 3 bulan. Untuk dosis suplementasi dapat diberikan 2mg perkilogram berat badan perhari setiap hari sampai anak berusia 2 tahun.
“Penanganan anak dengan anemia defisiensi besi apabila sudah terjadi tanda dan gejala anemia, maka anak harus segera dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa oleh dokter dan dilakukan pemeriksaan laboraturium untuk menentukan dosis terapi yang akan diberikan oleh dokter”, tegas dr. Fajar Subroto, Sp.A(K).
Narasumber: dr. Fajar Subroto, Sp.A(K)
**
Berita ini disiarkan oleh Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas, RSAB Harapan Kita. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Contact center melalui nomor hotline 021-3973-1255, SMS 0819-0417-4444, faksimili (021) 567-3832, dan alamat email info[at]rsabhk[dot]co[dot]id