Virus Corona saat ini sedang viral dan menjadi masalah besar bagi China dan dunia. Virus ini menginfeksi ribuan orang di China dan sekitarnya bahkan sudah menyebar ke negara tetangga. Kemarin, Rabu 29 Januari 2020 telah berlangsung siaran dengan Radio Kesehatan membahas mengenai Coronavirus yang sedang menjangkit dunia, kegiatan ini berlangsung 1 jam dari pukul 09.00 – 10.00 WIB dengan narasumber dr. Dimas Dwi Saputro, SpA.
Virus Corona atau Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Virus tersebut merupakan jenis baru yang tidak mirip dengan virus Corona lainnya. Virus ini sementara dinamakan novel coronavirus 2019 (2019-nCoV). “Coronavirus adalah virus yang dapat disebarkan melalui hewan ke manusia yang umumnya ditemukan pada sejumlah spesies hewan, seperti kelelawar, musang, kuskus dan tikus bambu. Penularannya melalui percik renik. Ini berarti pasien pertama yang terinfeksi Coronavirus bisa jadi tertular virus yang berasal dari hewan.” Dimas menjelaskan. “Pada dasarnya, novel coronavirus masih satu keluarga dengan virus corona penyebab SARS dan MERS. Akan tetapi Level coronavirus masih dibawah SARS dan diatas MERS.” Dimas menambahkan.
Semua orang bisa terkena virus ini karena penularannya melalui kontak langsung dan sangat cepat penyebarannya. Orang – orang yang rentan terkena coronavirus adalah seseorang yang sudah pernah kontak langsung dengan yang terkena virus, pelayanan kesehatan yang menangani beberapa pasien yang terjangkit virus tersebut, yang memiliki riwayat pneumonia, malnutrisi (gizi buruk), anak dengan imunisasi tidak lengkap, anak – anak yang tidak mendapatkan ASI sehingga mengakibatkan stunting, BBLR dan anak – anak yang tinggal di lokasi yang padat (tempat huni kurang dari 5 meter ditinggali lebih dari 5 orang).
Saat seseorang terjangkit novel coronavirus ia akan mengalami beberapa gejala seperti 90 % mengalami demam, 80 % lesu, 20 % mengalami sesak dan batuk. Adakalanya sampai mengalami diare & penurunan kesadaran. Gejala spesifik dari penyakit ini adalah langsung demam tinggi, batuk lebih progresive dan tampak lemah. Dimas mengatakan bahwa penyebaran corona sangat mudah dan cepat sekali, ini dikarenakan ukurannya sangat kecil yaitu berkisar 20 nanometer yang dapat menumpang pada percikan renik. Perlu diketahu bahwa bersin mengeluarkan 4000 kuman dalam jarak setengah meter (kuman akan bertebaran di udara). Oleh karena itu saat kita sedang batuk ada baiknya menerapkan etika bersin dan batuk serta menggunakan masker sebagai salah satu bentuk pencegahan penularan.
Karena tergolong virus baru, belum ada vaksin atau obat khusus untuk menangani novel coronavirus. Yang bisa kita lakukan adalah dengan melakukan pencegahan seperti memastikan tidak berkontak langsung dengan seseorang yang sudah positif terkena coronavirus, jika batuk tutup dengan siku, gunakan masker saat berada di keramaian, cuci tangan menggunakan sabun, upayakan memasak makanan sampai matang (makanan hewani), perangkat dapur bisa dibantu dibersihkan dengan alkohol 75 % atau bisa dengan sabun pencuci piring, karena virus atau kuman bisa terlarutkan oleh kandungan yang ada di dalamnya.
Di akhir edukasi Dimas mengatakan bahwa pencegahan lebih baik daripada mengobati. Masyarakat tidak perlu panik dan jangan terhasut dengan berita hoax yang tersebar di media. Terapkan pola hidup sehat, enjoy dan makan cukup.
Salam sehat..