preloader
Pekan ASI di RSAB Harapan Kita

Pekan ASI di RSAB Harapan Kita

Jakarta, 09 Agustus 2019. Pekan ASI Sedunia diperingati setiap tanggal 1 – 7 Agustus. Tema global World Breastfeeding Week tahun 2019 adalah “Empower Parents Enable Breastfeeding”. Sedangkan di Indonesia mengangkat tema nasional “Ayah dan Ibu Kunci Keberhasilan Menyusui”, dengan slogan “Ayo dukung Ibu sukses menyusui”. RSAB Harapan Kita merupakan salah satu rumah sakit yang ikut berpartisipasi dalam memperingati Hari Pekan ASI Sedunia. Perayaan ini bertujuan untuk mendorong aktivitas menyusui demi kesehatan bayi di seluruh dunia.

Beberapa kegiatan yang di lakukan dalam memperingati Pekan ASI Sedunia adalah memberikan edukasi kepada pasien rawat jalan dan rawat inap mengenai pentinganya ASI bagi Ibu dan Bayi. Edukasi dilakukan talkshow siaran di Radio Kesehatan Kemenkes. Selain itu RSAB juga melakukan seminar mini bagi petugas medis di ruang Auditorium lantai 1 dan seminar awam bagi pasien di rawat jalan dalam waktu yang bersamaan. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 1 – 9 Agustus 2019. dr. Muhamad Ilhamy Setyahadi, SpOG (K) dan dr. Pandu Caesaria Lestari, SpA ikut berpartisipasi sebagai narasumber dalam kegiatan peringatan Pekan ASI di RSAB Harapan Kita.

{gallery}Pekan-ASI-Sedunia{/gallery}

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI memiliki zat – zat tertentu yang tidak didapatkan pada susu formula. Seorang ibu harus memiliki pengetahuan dan kesadaran yang tinggi mengenai ASI. Selain memiliki manfaat yang sangat penting bagi tumbuh kembang dan kesehatan bayi, ASI juga bermanfaat untuk ibu, antara lain ; mengurangi resiko kanker, membantu memberi jarak pada kelahiran, praktis dan ekonomis. Setelah menginjak usia 6 bulan, bayi diberi makanan pendamping ASI (MPASI). Meski demikian, pemberian ASI disarankan terus berlanjut hingga usia 2 tahun.

dr. Eva Devita Harmoniati, SpA (K) selaku ketua KP-ASI RSAB Harapan Kita dalam edukasinya melalui radio kesehatan, menjelaskan bahwa ada beberapa faktor atau kendala yang mempengaruhi produksi ASI baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Kendala tersebut antara lain, asupan nutrisi ibu yang wajib memenuhi kebutuhan makanan dan hidrasinya dengan baik. Namun banyak ibu yang ternyata jumlah asupan makanan dan cairannya kurang, atau tak terpenuhi. Hal ini yang kemudian membuat produksi ASI berkurang. Tidak mengelola stress dengan baik yang dapat mengurangi produksi ASI dan pengosongan payudara yang dinilai kurang. Eva menambahkan , seorang ibu harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi, karena ada makanan – makanan tertentu yang berpengaruh pada bayi, salah satunya adalah kafein. Dengan mengkonsumsi terlalu banyak kafein akan menyebabkan bayi menjadi gelisah. Oleh karena itu tidak disarankan bagi ibu yang menyusui mengkonsumsi kafein terlalu banyak, bahkan akan lebih baik untuk dihindari.

Keberhasilan dalam memberikan ASI kepada anak tak hanya bergantung pada ibu saja. Keluarga, khususnya suami memegang peranan penting dalam memberikan dukungan agar Ibu tetap semangat untuk memberikan ASI pada Si Kecil. Hal sederhana yang bisa dilakukan oleh seorang ayah adalah dengan memijat ibu usai menyusui bayi. Pijatan yang diberikan ayah akan merangsang keluarnya hormon oksitosin yang akan mendorong asi dari pusat produksi menuju areola. Selain memberikan pijatan, ayah juga dapat melakukan hal lain seperti mengambilkan minum, membantu pekerjaan rumah tangga, dan mengganti popok bayi. Bahkan dengan mengucapkan kalimat-kalimat sayang akan memberikan energi positif pada ibu yang menyusui.

Kunci ibu dapat menyusui adalah ibu yang tenang, senang dan merasa didukung oleh orang – orang disekitarnya. Ibu akan merasa lebih nyaman dan tentram ketika dukungan ini datang, sehingga produksi ASI akan lancar dan berlimpah. Ayo ayah, berikan dukungan yang maksimal bagi ibu saat menyusui, agar si Kecil dapat terpenuhi kebutuhan nutrisinya, sehingga Ibu dapat mendukungnya tumbuh menjadi anak yang sehat, aktif, dan bahagia.

Salam sehat

Terwujudnya pelayanan kesehatan Ibu dan Anak yang aman dan berkualitas dengan pelayanan unggulan Birth Defect Integrated Center (BIDIC), Perinatal Terpadu dan Rujukan, dan Teknologi Reproduksi Berbantu melalui kerjasama tim, jejaring, dan sistem rujukan serta terselenggaranya pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang terintegrasi dengan aktivitas pelayanan