Jakarta, 8 Februari 2017 – Kembar siam terbagi dalam beberapa jenis kasus, yang didasari posisi pelekatan keduanya. Salah satu jenis kembar siam yakni Craniopagus, dimana tulang tengkorak bersatu dengan tubuh yang terpisah. Menurut University of Maryland, kasus kembar siam Craniopagus terhitung langka, hanya sekitar 2 persen dari seluruh kasus kembar siam.
Seperti halnya di negara lain, kasus kembar siam juga terjadi di Indonesia. Kemajuan dan kemampuan tenaga medis Indonesia didukung dengan peralatan kedokteran yang sangat baik, membuat operasi kembar siam dapat dilakukan di Tanah Air. Dikutipdarilamanwikipedia.org (diakses 1 Februari 2017), operasi pemisahan kembar siam dempet kepala pertama yang berhasil dilakukan di Indonesia terjadi tahun 1987. Operasi balita kembar siam bernama Pristian Yuliana dan Pristian Yuliani (usia 2 bulan 21 hari) yang berlangsung di RS Cipto Mangunkusumo tersebut merupakan kesuksesan besar dalam dunia kedokteran di Tanah Air saat itu.
Bayi kembar siam Rafky Setia Sumita dan Rifky Setia Sumita lahir 23 Oktober 2016 di RS Kartika Husada Bekasi, pukul 07.05 WIB. Selanjutnya ditanggal yang sama, pukul 21.15 WIB, anak dari pasangan Bari Sumita dan Yuni Setiawati tersebut dirujuk menggunakan jaminan BPJS ke RSAB Harapan Kita untuk perawatan di Neonatal Intensive Care Unit (NICU), perawatan selanjutnya dilakukan di ruang widuri hingga tindakan operasi pemisahan dilakukan.Dalam proses perawatan dan tindakan operasi di RSAB Harapan Kita, pasien menggunakan jaminan BPJS. Adapun selisih biaya yang tidak termasuk dalam paket BPJS, selanjutnya dipenuhi oleh RSAB Harapan Kita.
Bayi kembar siam asal Bekasi yang didiagnosis Craniopagus (dempetkepala) menjalani operasi pemisahan setelah 3 bulan dirawat secara intensif di ruang perawatan RSAB Harapan Kita. Dikarenakan posisinya dempet kepala dan letaknya dikepala bagian atas, maka operasi dilakukan dalam 2 tahap. Ketua tim dokter kembar siam RSAB Harapan Kita, dr. Alexandra, Sp.BA menjelaskan apabila operasi dilakukan satu tahap, hal tersebut akan memakan waktu yang sangat lama dan riskan untuk dilakukan mengingat tindakan operasi harus membuka sisi belakang dan sisi depan kepala pasien.
Sebelum tindakan operasi pemisahan dilakukan, Senin, 30 Januari 2017 bertempat di Ruang sidang lantai IV telah dilaksanakan penandatanganan persetujuan tindakan operasi oleh orang tua kembar siam, Bari Sumita dan Yuni Setiawati, serta paman dari kembar siam yang dihadirkan sebagai saksi. Selain kedua orang tua dan paman kembar siam, acara tersebut juga dihadiri oleh jajaran direksi RSAB Harapan Kita serta perwakilan seluruh tim koordinator spesialis yang akan terlibat dalam tindakan operasi pemisahan.
Untuk menyukseskan operasi kembar siam Rafky Rifky, RSAB Harapan Kita telah membentuk tim khusus guna penanganan bayi kembar siam sejak mulai perawatan NICU sampai tahap operasi dilakukan. Tim kembar siam diketuai oleh dr. Alexandra, Sp.BA dengan beberapa koordinator, diantaranya koordinator tim bedah syaraf, dr. Syamsul Ashari, Sp.BS, coordinator tim Pediatric Intensive Care Unit (PICU), dr. Agnes Praptiwi Sondakh, Sp.A, koordinator tim anastesi, dr. Abdul Mu’in, Sp.AN, Koordinator tim bedah plastik, dr. Laksmi Achyati, Sp.BP, koordinator tim peri operatif yang menyiapkan pasien sebelum tindakan operasi, yaitu Dr. dr. Tinuk Agung Meilany, Sp A(K), tim perinatologi yang merawat pasien dari masa neonatus, mulai lahir sampai umur satu bulan, dan beberapa tim pendukung lain.
Tim pendukung lain tersebut diantaranya, tim teknik, yang memfasilitasi dan memastikan listrik selama operasi berlangsung dapat berjalan terus tanpa gangguan, kemudian tim elektromedik yang menyiapkan semua alat-alat elektronik untuk operasi, tim Central Sterile Supply Department (CSSD) yang menyiapkan peralatan steril, tim gizi yang membantu memenuhi konsumsi petugas selama proses operasi berlangsung, tim komite hukum yang menyiapkan semua informed consent, tim komite medik yang menyiapkan semua kewenangan klinis, dan tim Instalasi Humas dan Pemasaran yang menyiapkan kegiatan peliputan dan publikasi.
Ketua tim operasi kembar siam, dr. Alexandra, Sp.BA menjelaskan bahwa operasi akan dilakukan dalam2 tahap karena lebih aman untuk pasien, tahap pertama operasiyaitu membuka sisi yang belakang untuk dipisahkan, kemudian setelah tahap pertama selesai pasien masuk ruang ICU dan tetap akan ditidurkan sehingga proses pembiusan untuk tindakan operasi tahap kedua lebih cepat dan operasi akan dimulai lebih awal.
Operasi tahap pertama dilaksanakan pada 2 Februari 2017, pembedahan membutuhkan waktu selama 10 jam di kamar operasi RSAB Harapan Kita. Sekitar 17 dokter spesialis yang berasal dari berbagai disiplin ilmu dikerahkan untuk menangani pasien kembar siam tersebut. Tim dokter spesialis yang terlibat diantaranya,spesialis bedah syaraf sebanyak 4 orang, spesialis anastesi sebanyak 7 orang, dan spesialis bedah plastik sebanyak 6 orang, serta perawat kamar operasi sebanyak 15 orang.
Selanjutnya, dengan tim dokter yang sama, melalui operasi yang berlangsung selama 18 jam, pada 4 Februari 2017 operasi pemisahan tahap kedua berhasil dilaksanakan. Pada tahap tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding tahap sebelumnya, dikarenakan tim dokter harus memisahkan tulang bagian depan dan memisahkan kedua kepala bayi serta merekonstruksi kulit kepala bayi kembar siam tersebut
Keberhasilan operasi pemisahan bayi kembar siam dempet kepala tersebut merupakan kolaborasi dan kerjasama yang baik antaraRSAB Harapan Kita dengan beberapa rumah sakit besar yang juga sudah pernah melakukan tindakan operasi bayi kembar siam sebelumnya. Selain tim dokter spesialis RSAB Harapan Kita, ikut andil juga spesialis bedah syaraf dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), spesialis anastesi RSCM, spesialis bedah plastik dari RSPAD Gatot Subroto, spesialis bedah plastik dari Rumah Sakit Kanker Dharmais dan spesialis bedah plastik dari Rumah Sakit St Carolus.
Pasca operasi pemisahan, dr. Alexandra, Sp.BA menuturkan bahwa pasien masih dalam kondisi masa kritis, keadaan kedua pasien sudah mulai membaik, meskipun masih harus dibantu dengan alat bantu napas. Tim dokter terus melakukan pemantauan dan evaluasi, beberapa kemungkinan-kemungkinan dapat saja muncul, dan tim dokter sudah merencanakan penanganan apabila kemungkinan tersebut terjadi.
Operasi pemisahan kembar siam Rafky Rifky bukanlah hal baru yang pernah ditangani di RSAB Harapan Kita, Februari tahun 2016 sebelumnya juga berhasil dilakukan pemisahan kembar siam Maxxon dan Maxxen oleh 30 dokter spesialis di RSAB Harapan Kita. Kasus kembar siam selalu berbeda dan tidak pernah sama, masing-masing kasus mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda, dengan tingkat kesulitan yang berbeda tersebut, kerjasama dengan para ahli di rumah sakit lainnya membuat kita dapat belajar lebih baik lagi. (fba)
Penulis dan editor :
Instalasi Humas dan Pemasaran, dr. Alexandra, Sp.BA
*Berita ini disiarkan oleh Instalasi Humas dan Pemasaran RSAB Harapan Kita. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui telepon: 021-5668284 ext. 6666/1164 atau alamat email: humas@rsabhk.co.id.